Sahabatmu berapa lama
kau kenal dengannya, kau begitu setia dengannya, senyum selalu kau berikan
padanya, kau berusaha selalu ada untuknya, kau berusaha membalas kebaikannya,
hanya karena sering membantu dan selalu ada buatmu atau hobi yang sama denganmu.
Kekasihmu, berapa lama
kau kenal dengannya, kau berusaha membahagiakannya, siang malam kau bekerja
demi masa depan yang indah, hanya karena ia membuat hatimu berbunga-bunga.
Lalu
Bagaimana dengan
orangtuamu, dia ada semenjak kau lahir, siang malam ia menjagamu saat tak
mengerti mengucap terimakasih, atau membalas kebaikan mereka.
Orang tuamu, ia
mentraktir makanmu hampir seumur hidupmu, apakah kau pernah berpikir membalas
semua traktirannya seperti kau membalas kebaikan sahabatmu.
Orang tuamu, ia berusaha
membuat hatimu berbunga-bunga, membuat mekar senyummu, siang malam mencari
nafkah agar senyummu tetap ada.
Lalu
Dengan mudah kau
bermuka masam ketika orang tuamu mengajak dirimu makan diluar, padahal bukan
traktir yang ia minta balas, tetapi ia hanya ingin makan bersamamu
Dengan berat hati kau memberikan
pinjaman, saat orang tuamu ingin meminjam sebagian uangmu, padahal ia hanya
meminjam, bukan meminta, tak sepeerti kau dulu tiap hari meminta uang jajan.
Dangan penuh
perhitungan kau berpikir saat orang tuamu ingin meminta tinggal diruamahmu,
padahal ia hanya ingin melalui sisa umurnya bersamamu.
Tapi percayalah, rasa
sesal akan menyelimutmu, saat mereka telah tiada, bahkan kau akan sangat
berharap bertemu lagi walau itu hanya sesaat, untuk memeluk, berbaring dipangkuan
mereka, dan mengungkapkan betapa rindunya kamu dengan orang tuamu.
Dan hal itu yang
kurasakan sekarang.
sumber gambar :
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
Terima kasih tausiyahnya, dalem banget.
ReplyDelete