Istriku terus berbicara kasar padaku, sungguh aku sangat sakit
hati, iya terus membicarakan tentang kesalahan - kesalahanku dan kekurangan -
kekuranganku, sepertinya aku tak mampu menjadi suami yang baik dimatanya, padahal itu asal muasalnya hanya masalah kecil, Aku hanya
diam pura-pura tak mendengar dan berusaha untuk tidak mendengar ocehannya, Jika
aku mendengarnya sakit hati ku bertambah.
Ingin rasanya aku membantah, tapi percuma yang ada dia malah
menambah ocehan dan menambah sakit hatiku, sempat berpikir untuk membentaknya,
atau membanting barang agar dia terhentak dan kaget lalu dia terdiam, tapi
teringat pesan Rasul bahwa Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik
akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap
isteri-isterinya.” {H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani}, dalam Islam pun melarang
untuk memukul istri dimuka dan membuat sakit seperti sabda Rasul berikut, “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya …..” {H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani}
Ia masih saja mengoceh, lalu aku mandi karna aku baru
sampai dirumah dari bekerja, setelah mandi istriku tak mengoceh lagi, mungkin
emosinya sudah stabil, setelah aku memakai baju istriku mendatangiku dan meminta
maaf padaku, ia meminta maaf karna telah marah - marah padanya, aku tau dia sangat mengharap
ridho suaminya, ia sadar ridho suaminya adalah penentu surga dan nerakanya
kelak, sesuai dengan hadist Rasull "Setiap istri yang meninggal dunia dan diridhai oleh
suaminya, maka ia masuk surga." (HR At-Tirmidzi).
Mendengar istriku meminta maaf tentu saja aku memaafkannya,
entah mengapa rasa kesalku langsung hilang pada saat itu juga, dalam hati aku hanya berdoa dan bersyukur mempunyai istri seperti dia,
semoga Allah swt. menjaga kebersamaan kami dan membimbing kami untuk lebih taat dengan-Nya.
#OneDayOnePost
#HariKelimabelas
#BelajarCerpen
#Fiksi
#Fiksi
aamiin.
ReplyDeletemarah tak selalu berbalas marah pula..