:::: MENU ::::

Hidup Adalah Belajar

Sunday, January 31, 2016





Istriku terus berbicara kasar padaku, sungguh aku sangat sakit hati, iya terus membicarakan tentang kesalahan - kesalahanku dan kekurangan - kekuranganku, sepertinya aku tak mampu menjadi suami yang baik dimatanya, padahal itu asal muasalnya hanya masalah kecil, Aku hanya diam pura-pura tak mendengar dan berusaha untuk tidak mendengar ocehannya, Jika aku mendengarnya sakit hati ku bertambah.
Ingin rasanya aku membantah, tapi percuma yang ada dia malah menambah ocehan dan menambah sakit hatiku, sempat berpikir untuk membentaknya, atau membanting barang agar dia terhentak dan kaget lalu dia terdiam, tapi teringat pesan Rasul bahwa Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya.” {H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani}, dalam Islam pun melarang untuk memukul istri dimuka dan membuat sakit seperti sabda Rasul berikut, “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya …..” {H.R. Ibnu Majah disahihkan oleh Syeikh Albani}

Ia masih saja mengoceh, lalu aku mandi karna aku baru sampai dirumah dari bekerja, setelah mandi istriku tak mengoceh lagi, mungkin emosinya sudah stabil, setelah aku memakai baju istriku mendatangiku dan meminta maaf padaku, ia meminta maaf karna telah marah - marah padanya, aku tau dia sangat mengharap ridho suaminya, ia sadar ridho suaminya adalah penentu surga dan nerakanya kelak, sesuai dengan hadist Rasull "Setiap istri yang meninggal dunia dan diridhai oleh suaminya, maka ia masuk surga."  (HR At-Tirmidzi).

Mendengar istriku meminta maaf tentu saja aku memaafkannya, entah mengapa rasa kesalku langsung hilang pada saat itu juga, dalam hati aku hanya berdoa dan bersyukur mempunyai istri seperti dia, semoga Allah swt. menjaga kebersamaan kami dan membimbing kami untuk lebih taat dengan-Nya.

#OneDayOnePost
#HariKelimabelas
#BelajarCerpen
#Fiksi

Friday, January 15, 2016




Ketika maut datang menjemput Adam, dia berkata kepada anak-anaknya, "wahai anak - anakku, aku ingin makan buah Surga." lalu anak-anaknya pergi mencari untuknya. Mereka disambut oleh para malaikat yang membawa kafan Adam dan wewangiannya, mereka juga membawa kapak, sekop, dan cangkul.

Malaikat bertanya "wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? atau apa yang kalian mau? dan kemana kalian pergi?, mereka menjawab. "Bapak kami sakit, dia ingin makan buah dari Surga." para malaikat menjawab "pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba."

Lalu para malaikat datang, Hawa melihat dan mengenali mereka, maka dia berlindung kepada Adam. Adam berkata kepada Hawa "Menjauhalah dariku, aku pernah melakukan kesalahan karenamu. biarkan aku dengan malaikat Tuhanku, Tabaraka wa Taala." Lalu para malaikat mencabut nyawanya, memandikannya, mengkafaninya, memberikan wewangian, menyiapkan kuburnya dengan membuat liang lahat dikuburnya, menshalatinya. mereka masuk kekuburnyanya dan meletakan Adam di dalamnya, lalu meletakan bata diatasnya, Kemudian mereka keluar dari kubur, mereka menimbunnya dengan batu, lalu mereka berkata "Wahai Bani Adam ini adalah sunnah kalian."

Ada 2 pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah diatas yaitu :
1.  Malaikat mencontohkan kepada kita bagaimna menguburkan mayit dari cara memandikan, mensholati dan menguburkannya. 
2. Seseorang harus berhati-hati terhadap istrinya yang bisa menjadi penyebab penyimpangannya, Adam memakan buah karena hasutan Hawa. Dan Allah telah meminta kita agar berhati-hati terhadap istri dan anak-anak kita. “Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka.” (QS.At-Taghabun:14)

Referensi : Al-Asyqar, 'Umar Sulaiman. Kisah-Kisah Shahih dalam Al-Qur’an & Sunnah 

A call-to-action text Contact us