:::: MENU ::::

Hidup Adalah Belajar

Simple, responsive theme, suitable for personal or corporate blog.

Wednesday, February 15, 2017

Menanggapi komentar
"Khilafah tidak akan tegak dengan jalan apapun sebelum turun imam mahdi"
Betulkah demikian?

Kita menunggu saja tanpa ada usaha, nanti akan tegak sendiri?

Tanya :
Ustadz, benarkah yang akan menegakkan kembali Khilafah nanti adalah Imam Mahdi? (Afrian Satria, Bantul)

Jawab :
Tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa yang menegakkan kembali Khilafah adalah Imam Mahdi, karena terdapat dalil-dalil syar’i yang justru menunjukkan bahwa Khilafah akan tegak lebih dulu sebelum munculnya Imam Mahdi. (Sa’ad Abdullah ‘Asyur & Nasim Syahdah Yasin, Al Khilafah Al Islamiyyah wa Imkaniyyat ‘Audatiha Qabla Zhuhur Al Mahdi AS, hlm. 25-29).


Di antara dalil syar’i yang menunjukkan Khilafah akan tegak lebih dulu sebelum munculnya Imam Mahdi adalah hadits tentang kemunculan Imam Mahdi dalam Sunan Abu Dawud dan lain-lain berikut ini :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ حَدَّثَنِى أَبِى عَنْ قَتَادَةَ عَنْ صَالِحٍ أَبِى الْخَلِيلِ عَنْ صَاحِبٍ لَهُ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « يَكُونُ اخْتِلاَفٌ عِنْدَ مَوْتِ خَلِيفَةٍ فَيَخْرُجُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ هَارِبًا إِلَى مَكَّةَ فَيَأْتِيهِ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ فَيُخْرِجُونَهُ وَهُوَ كَارِهٌ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ وَيُبْعَثُ إِلَيْهِ بَعْثٌ مِنَ الشَّامِ فَيُخْسَفُ بِهِمْ بِالْبَيْدَاءِ بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ فَإِذَا رَأَى النَّاسُ ذَلِكَ أَتَاهُ أَبْدَالُ الشَّامِ وَعَصَائِبُ أَهْلِ الْعِرَاقِ فَيُبَايِعُونَهُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ ثُمَّ يَنْشَأُ رَجُلٌ مِنْ قُرَيْشٍ أَخْوَالُهُ كَلْبٌ فَيَبْعَثُ إِلَيْهِمْ بَعْثًا فَيَظْهَرُونَ عَلَيْهِمْ وَذَلِكَ بَعْثُ كَلْبٍ وَالْخَيْبَةُ لِمَنْ لَمْ يَشْهَدْ غَنِيمَةَ كَلْبٍ فَيَقْسِمُ الْمَالَ وَيَعْمَلُ فِى النَّاسِ بِسُنَّةِ نَبِيِّهِمْ -صلى الله عليه وسلم- وَيُلْقِى الإِسْلاَمُ بِجِرَانِهِ إِلَى الأَرْضِ فَيَلْبَثُ سَبْعَ سِنِينَ ثُمَّ يُتَوَفَّى وَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ »

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Mu’adz bin Hisyam, telah menceritakan kepada saya oleh ayahku, dari Qatadah dari Shalih Abi Al Khalil dari seorang temannya dari Ummu Salamah isteri Nabi SAW dari Nabi SAW beliau bersabda,”Akan ada perselisihan pada saat matinya seorang khalifah. Maka keluarlah seorang laki-laki dari penduduk kota Madinah berlari menuju Makkah. Orang-orang dari penduduk Makkah mendatanginya, lalu mereka mengeluarkan laki-laki itu sedang laki-laki itu membencinya. Kemudian mereka membaiat laki-laki itu di antara rukun [Yamani] dan Maqam [Ibrahim], lalu dikirimkan kepadanya satu pasukan lalu pasukan itu ditenggelamkan di Baida` yang terletak antara Makkah dan Madinah. Maka tiba-tiba orang-orang melihat laki-laki itu didatangi oleh para Abdal dari Syam dan kelompok-kelompok dari Irak lalu mereka membaiat laki-laki itu di antara rukun [Yamani] dan Maqam [Ibrahim]. Lalu muncullah seorang laki-laki dari golongan Quraisy yang paman-pamannya dari suku Kalb, kemudian dia [Imam Mahdi] mengirimkan kepada mereka satu pasukan lalu pasukan itu pun mengalahkan mereka. Itu adalah pasukan suku Kalb, dan adalah suatu kerugian bagi siapa saja yang tidak mempersaksikan ghanimah dari Kalb itu. 

Kemudian dia [Imam Mahdi] mengamalkan di tengah manusia sunnah Nabi mereka dan menyebarkan Islam ke seluruh bumi. Dan dia [Imam Mahdi] akan tinggal selama tujuh tahun lalu [meninggal dan] disholatkan oleh kaum muslimin.” (HR Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz 4/175 no 4288; Musnad Ahmad, 6/316 no 26731; At Thabrani, Al Mu’jam Al Ausath, no 1153; Shahih Ibnu Hibban, 15/160 no 6757; Musnad Abu Ya’la, 12/369 no 6940; Al Hakim, Al Mustadrak, Juz 4 no 8328).
Syaikh Nashiruddin Al Albani menilai hadits dalam Sunan Abu Dawud itu lemah (dhaif). Demikian pula Syaikh Syu’aib Al Arna`uth menilai hadits dalam Musnad Ahmad bin Hanbal tersebut lemah (dhaif). Penyebab kelemahan hadits menurut mereka adalah karena ada satu periwayat hadits yang majhul (tak diketahui) yaitu “seorang teman Shalih Abi Al Khalil” (shaahibin lahu).
Namun dalam periwayatan-periwayatan lain, seperti riwayat Imam Thabrani, dapat diketahui bahwa perawi itu adalah Mujahid bin Jabar. Maka pendapat yang lebih kuat adalah pendapat yang menilai hadits tersebut sebagai hadits shahih, seperti pendapat Imam Al Haitsami dalam kitabnya Majma’uz Zawa`id (Juz 7 hlm. 318) yang berkata,”Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ath Thabrani dalam Al Mu’jam Al Ausath dan para periwayatnya adalah periwayat-periwayat hadits shahih.” (rawaahu at thabrani fi al ausath wa rijaaluhu rijaalush shahih). (Lihat : Muhammad Al Syuwaiki, Al Thariq Ila Daulah Al Khilafah, hlm. 57; Hisyam Abdur Rahim Sa’id & Muhammad Hisyam Abdur Rahim, Mausu’ah Ahadits Al Fitan wa Asyraath As Sa’ah, Riyadh : Jihad Al Ustadz & Maktabah Al Kautsar, cetakan ke-2, 1429 H, hlm. 688; Muhammad Ahmad Al Mubayyadh, Al Mausu’ah fi Al Fitan wa Al Malahim wa Asyrath As Sa’ah, Kairo : Mu`assah Al Mukhtar, cetakan ke-1, 2006 (1425), hlm. 620).
Berdasarkan hadits tersebut, jelaslah bahwa kemunculan seorang laki-laki yang kemudian dikenal dengan Imam Mahdi tersebut adalah pada saat matinya seorang khalifah. Ini berarti bahwa Imam Mahdi bukanlah khalifah yang pertama dalam Khilafah yang akan kembali tegak nanti, insyaallah. Pengertian seperti ini ditegaskan oleh dua pengarang kitab Al Khilafah Al Islamiyyah wa Imkaniyyat ‘Audatiha Qabla Zhuhur Al Mahdi AS yang mensyarah maksud hadits di atas dengan berkata :
فالنبي صلى الله عليه وسلم يخبر بأن ظهور المهدي – عليه السلام – يكون عقب موت خليفة للمسلمين، مما يدل عل أن الخلافة تكون موجودة وقائمة قبل ظهوره
“Maka Nabi SAW mengkabarkan bahwa kemunculan Imam Mahdi ‘alaihis salam akan terjadi setelah matinya Khalifah kaum muslimin, hal ini menunjukkan bahwa Khilafah akan ada dan tegak sebelum kemunculan Imam Mahdi.” (Sa’ad Abdullah ‘Asyur & Nasim Syahdah Yasin, Al Khilafah Al Islamiyyah wa Imkaniyyat ‘Audatiha Qabla Zhuhur Al Mahdi AS, hlm. 27).
Kesimpulannya, tidak benar pendapat yang mengatakan bahwa Khilafah nantinya akan ditegakkan oleh Imam Mahdi. Yang benar, Khilafah akan ditegakkan oleh kaum muslimin dan ketika pada suatu saat seorang khalifahnya meninggal dunia dan timbul perselisihan, pada saat itulah Imam Mahdi alaihis salam akan muncul dan dibaiat menjadi seorang Khalifah (Imam). Wallahu a’lam.[] Muhammad Shiddiq al-Jawi

Sunday, January 29, 2017

Salah satu syarat sahnya ibadah shalat adalah dilaksanakan dalam keadaan suci, baik suci dari najis maupun hadats, suci badan, pakaian, maupun tempat.

Maka penting untuk mempelajari bersuci (thaharah) yang merupakan sebagai bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan shalat.

Thaharah menurut bahasa adalah suci dan bersih dari kotoran. Adapun thaharah menurut istilah para ulama ahli hukum islam (fuqaha) adalah bersuci dengan segala alat-alat dan cara-cara yang telah ditetapkann oleh syara’ untuk menghilangkan najis dan hadats.

Dengan demikian thaharah meliputi dua hal, yaitu :

1.      Bersuci dari najis, naik di badan, pakaian, maupun tempat.
2.      Bersuci dari hadats; jika hadats besar maka bersuci dengan mandi; jika hadats kecil bersuci dengan berwudhu; atau bersuci dari kedua hadats tersebut dengan cara bertayamum sebagai ganti dari mandi atau wudhu.

Thaharah menjadi posisi sangat penting dalam aktivitas ibadah, sebagaimana halnya shalat tidak sah apabila dilakukan tanpa bersuci dahulu. Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan menerima shalat yang tidak disertai dengan bersuci.” (H.R. Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah dari Usamah).

Sumber : buku "Jangan Asal Shalat'
Sumber Gambar : http://cahayaummulquro.com/tag/thaharah/

Wednesday, January 18, 2017



(Da'i perusak, antek penguasa. Lembut kepada pemerintah zhalim, tapi keras terhadap kaum mukminin)
.
.
dan berikut tanggapan ulama 👇
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah berkata:
مسألة مناصحة الولاة، من الناس من يريد أن يأخذ بجانب من النصوص وهو إعلان النكير على ولاة الأمور، مهما تمخض عنه من المفاسد، ومنهم من يقول: لا يمكن أن نعلن مطلقاً، والواجب أن نناصح ولاة الأمور سراً كما جاء في النص الذي ذكره السائل، ونحن نقول: النصوص لا يكذب بعضها بعضاً، ولا يصادم بعضها بعضاً، فيكون الإنكار معلناً عند المصلحة، والمصلحة هي أن يزول الشر ويحل الخير، ويكون سراً إذا كان إعلان الإنكار لا يخدم المصلحة، لا يزول به الشر ولا يحل به الخير.
“Masalah menasehati penguasa, ada dari sebagian orang yang hendak berpegang dengan sebagian dalil yaitu mengingkari penguasa secara terbuka, walaupun sikap tersebut bisa mendatangkan mafsadah/kerusakan. Di sisi lain ada pula sebagian orang yang beranggapan bahwa mutlak tidak boleh ada pengingkaran secara terbuka, sebagaimana dijelaskan pada dalil yang disebutkan oleh penanya. Namun demikian, saya menyatakan bahwa dalil-dalil yang ada tidaklah saling menyalahkan dan tidak pula saling bertentangan. Oleh karena itu, BOLEH MENGINGKARI PENGUASA SECARA TERBUKA BILA TERDAPAT MASLAHAT YANG BISA DI WUJUDKAN, yaitu hilangnya kemungkaran dan berubah menjadi kebaikan. Dan boleh pula mengingkari secara tersembunyi atau rahasia bila hal itu dapat mewujudkan maslahat/kebaikan, sehingga kerusakan tidak dapat ditanggulangi dan tidak pula berganti dengan kebaikan.
(Liqa’ Al-Baabul-Maftuh)
Kata Ustad Abu Abdirrahman At-Thalibi, “meskipun Anda boleh TIDAK KRITIS kepada umara, boleh menasehati diam-diam, boleh menjaga wibawanya (sesuai pandangan politik Anda). Tapi jangan juga bermudah-mudahan MEMBENARKAN apapun kebijakan penguasa, dengan sembarangan menjatuhkan kehormatan sesama Muslim. Karena yang kelak MEMBANTU ANDA di akhirat adalah SESAMA MUSLIM ini. Bukan penguasa”.

Friday, April 1, 2016

Sahabatmu berapa lama kau kenal dengannya, kau begitu setia dengannya, senyum selalu kau berikan padanya, kau berusaha selalu ada untuknya, kau berusaha membalas kebaikannya, hanya karena sering membantu dan selalu ada buatmu atau hobi yang sama denganmu.

Kekasihmu, berapa lama kau kenal dengannya, kau berusaha membahagiakannya, siang malam kau bekerja demi masa depan yang indah, hanya karena ia membuat hatimu berbunga-bunga.

Lalu

Bagaimana dengan orangtuamu, dia ada semenjak kau lahir, siang malam ia menjagamu saat tak mengerti mengucap terimakasih, atau membalas kebaikan mereka.

Orang tuamu, ia mentraktir makanmu hampir seumur hidupmu, apakah kau pernah berpikir membalas semua traktirannya seperti kau membalas kebaikan sahabatmu.

Orang tuamu, ia berusaha membuat hatimu berbunga-bunga, membuat mekar senyummu, siang malam mencari nafkah agar senyummu tetap ada.

Lalu

Dengan mudah kau bermuka masam ketika orang tuamu mengajak dirimu makan diluar, padahal bukan traktir yang ia minta balas, tetapi ia hanya ingin makan bersamamu

Dengan berat hati kau memberikan pinjaman, saat orang tuamu ingin meminjam sebagian uangmu, padahal ia hanya meminjam, bukan meminta, tak sepeerti kau dulu tiap hari meminta uang jajan.

Dangan penuh perhitungan kau berpikir saat orang tuamu ingin meminta tinggal diruamahmu, padahal ia hanya ingin melalui sisa umurnya bersamamu.

Tapi percayalah, rasa sesal akan menyelimutmu, saat mereka telah tiada, bahkan kau akan sangat berharap bertemu lagi walau itu hanya sesaat, untuk memeluk, berbaring dipangkuan mereka, dan mengungkapkan betapa rindunya kamu dengan orang tuamu.


Dan hal itu yang kurasakan sekarang.

sumber gambar :pecintaanakyatim.com

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari

Thursday, March 31, 2016

Umar r.a sedang berjalan –jalan dengan Abu ubaidah r.a, di perjalanan mereka bertemu seorang wanita, wanita itu berkata “ya Umar dulu kau dipanggil Umair (Umar muda) dan kau dulu sering bergulat dengan anak anak di pasar Ukad. Sekarang kau dipanggi Umar,dan tidak lama setelah itu kau diangkat menjadi Amirul Mukminin, jadi takutlah kepada Allah ya Umar, dan ketahuilah bahwa Allah akan menanyaimu perihal rakyatmu, bagaimana kamu mengurus mereka.

Kemudian Umar mulai menangis begitu dalam sehingga Abu Ubaidah menyalahkan wanita itu, Umar r.a kemudian berkata “Biarkanlah dia ya Abu Ubaidah karena dialah seseorang yang suaranya didengar Allah di atas langit ketujuh.”

Pada suatu malam Umar r.a mendengar suara wanita tua berkata kepada cucu perempuannya “campurkan susunya dengan air” jadi sang anak berkata “Wahai neneku tidakkah kau mendengar bahwa Amirul Mukminin Umar r.a melarang mencampur susu dangan air?” tanpa mengetahui Umar ada mendengar nenek itu berkata “Dan dimanakah Umar sekarang, apakah Umar melihat kita?”

Jadi cucu perempuannya yang beriman, yang yakin bahwa Allah melihat perbuatan mereka, berkata “Jika Umar tidak dapat melihat kita, maka sesungguhnya Tuhannya Umar dapat melihat kita!”
Ibn Umar suatu ketika berpapasan dengan seoarang pengembala digurun, lalu Umar mengujinya dengan berkata “Juallah kepada kami seekor kambing dari gembalamu.”

Pengembala itu berkata “Aku hanya seorang budak, dan aku hanya dipercaya untuk mengembalakan kambing”

Jadi Umar berkata kepadanya “Katakan kepada tuanmu bahwa seekor serigala telah memangsanya.”
“jika aku berkata kapada tuanku seekor serigala memakannya, maka apa yang akan kukatakan kepada Allah?”

Apa yang akan kukatakan jika tubuh ini bisa berbicara kelak,  pada hari itu, lidah, tangan dan kaki mereka akan menjadi saksi atas mereka, terhadap apa yang dulu mereka kerjakan.” (Quran 24:24)
Dihari itu Allah akan memberi balasan setimpal menurut semestinya,  dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar, lagi yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).” (Quran 24:25)

Jadi Ibn Umar menangis dan menyuruh seseorang membebaskannya dari budak, kemudian berkata kepadanya “sebuah kalimat membebaskanmu di dunia ini, Aku berdoa kepada Allah agar kalimat itu membebaskanmu pada hari kau menemui-Nya.” Dia mengatakannya dengan hati yang penuh keimanan, dan kesadaran diri terhadap Maha Penyayang, ‘Apa yang akan kukatakan kepada Allah?’

Jika kita ingin mengetahui tingkat keimanan kita, maka awasi diri kita ketika sendiri, sesungguhnya iman tidak terwujud didalam melaksanakan shalat, dua raka’at atau berpuasa pada suatu hari melainkan iman terwujud dalam peruangan melawan diri sendiri dan hawa nafsu. Demi Allah Nabi Yusuf a.s tidak diberikan derajat yang tinggi kecuali ketika dia melalui ujian itu.

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menhan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (Quran 79:40-41)

Dari ketujuh golongan yang akan diberi naungan oleh Allah dihari dimana tempat bernaung kecuali naungan-Nya, seseorang yang mengingat Allah ketika sendirian dan matanya basah akan air mata, dan seorang pria yang digoda wanita cantik dan mempunyai jabatan tinggi untuk melakukan perzinaan, tapi pria itu berkata “Aku takut kepada Allah,”

Celakalah kepada dosa-dosa, betapa jeleknya dampak dari dosa, dan betapa jahatnya kabarnya, dan apakah dosa-dosa terjadi kecuali ketika sedang sendiri, atau dalam keadaan tidak taat?

Wahai kalian yang tidak bisa bersabar atas apa yang kalian hasratkan, katakan kepadaku siapakah kamu? Dan apa pengetahuanmu? Seberapa tinggi derajat yang telah kamu capai?

Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang yaiut kiamat, pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. Adapaun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tingga(nya). (Qs. AnNazi : 34-41)
sumber gambar : brianmuslim.blogspot.com

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#01April

Tuesday, March 22, 2016

Pemuda berumur 20 tahun, seorang shaleh, muadzin, dan pengahafal Quran, ia juga dikenal karena kepribadiannya yang baik dan sholeh.

Suatu saat dipagi hari, ia pergi kerumah kakek neneknya, didesa dekat kotanya, dia sendiri berasal dari Jeddah

Ia pergi bersama teman-temannya kerumah kakek neneknya, mereka pergi dengan tujuan membagi-bagikan kurma kepada fakir miskin, membantu, dan membagikan buku-buku dan kaset dakwah disana, ketika kegiatan itu selesai, mereka pulang dan pemuda itu pulang kerumah kakek neneknya.

Pada malam hari pemuda ini ingin tidur diruang tamu, tapi kakek menyuruhnya untuk tidur diruang belakang rumah, agar ia bisa lebih nyaman tidur, dan lebih mudah bangun untuk sholat subuh, pemuda ini pun pergi keruang belakang rumah dan menggelar matrasnya, lalu pemuda ini berdzikir sebentar dan tertidur.

Di rumah kakeknya ada seorang pembantu wanita yang berparas cantik, saat jam dua malam pemuda ini merasa pintu ruangannya terbuka dan tertutup beberapa kali, tetapi ia tidak memperhatikannya, ia mengira itu hanya mimpi, kemudian ia merasa ada seseorang yang tidur disampingnya, memeluknya dan menciumnya dari belakang.

Bayangkan jika kita ada diposisi ini, sungguh ini ujian yang berat, godaan yang begitu berat, kesempatan nikmat ini, disaat tidak ada orang yang melihat dan mendengar, kecuali yang Maha Melihat dan Mendengar, yang akan menjadi saksi perbuatan ini.

Sang pemuda tadi terbangun dari kasurnya, ia mendorong wanita itu dan menamparnya, pemuda itu langsung memakai pakaiannya dan bergegas pergi kemesjid.

Ia ketakutaan dan menangis hingga adzan subuh, saat pagi kejadian ini diceritakan pada kakeknya, dan kurang dari seminggu pembantu itu dipecat.

Setelah kejadian itu pemuda ini menjadi sering muram, karena ketakutannya ia kepada Allah. Sebenarnya ia tidak ingin kisah ini diceritakan kepada orang lain, tapi temannya tetap menceritakan karena betapa besar hikmah yang ada didalam kisah ini.

Sumber gambar : antum.or.id

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#22Maret


Friday, March 18, 2016

Akhirnya hari yang ditunggu keluarga ini telah tiba, setahun sekali waktu ini tiba, hari dimana mereka mengunjungi orang tua Bani yang ada dikampung, sangat jauh, dua hari perjalanan untuk sampai tujuan, walaupun jauh, perjalanan ini menyenangkan bagi keluarga Bani dan anak-anaknya.

Bani sudah lama tak bertemu dengan ayah dan ibunya, hari ini senyum kedua orang tuanya sudah terbayang dibenaknya, ibunya tak kalah rindu dengannya, hampir setiap hari ia berbicara via telepon dengan ibunya, terutama hari semakin dekat pertemuan mereka, sehari bisa tiga kali ibu Bani menelpon, semakin banyak hal yang dibicarakan ibu Bani, seperti mengingatkan  perlengakapan perjalanan, dan obat-obatan untuk cucu-cucunya.

“Ibu nanti mau oleh-oleh apa?”

“Gak usah repot-repot nak, kamu datang aja ibu udah senang sekali”

“Iya bu, ibu doain ya kita lancar dijalan, nih cucu-cucu ibu udah gak sabaran mau kesana”

Kadang ibu meneteskan air mata jika sudah tak mampu menahan rindunya, rindunyapun bertambah saat suara cucu-cucunya terdengar di telepon.

Anak Bani sepuluh orang, lima lelaki dan lima perempuan, sebuah kebanggaan tersendiri bagi Bani mempunyai anak banyak, dan sebagai cintanya kepada sunnah Rasulullah untuk mempunyai anak banyak, baginya anak-anaknya adalah investasi akhirat. Untuk anak laki-laki ia sangat bercita-cita menjadikannya pejuang-pejuang Islam, berani bertindak benar, dan bermanfaat untuk ummat.

Dan anak-anak perempuannya, ia sangat mendidiknya dengan menjunjung tinggi rasa malu, bagi Bani wanita harus punya sikap malu yang tinggi, sikap tidak berlebihan, menjaga tingkahnya, hingga lelaki tak mudah tergoda dan yang memandangnya segan mengganggunya.

Istri Bani wanita yang shalihah, tak banyak bicara tapi tetap anggun, hari ini ia sangat sibuk, mempersiapkan kebutuhan perjalanan anak-anaknya.

Bersambung...

Sumber gambar : ulfianita109.wordpress.com

#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#BelajarCerpen

#18Maret
A call-to-action text Contact us